Rabu, 13 Maret 2013

Jangan Takut, Jangan Pernah Menyesal

Berikut adalah kutipan ilustrasi tentang pengambilan keputusan yang ditulis oleh Bpk. Andrie Wongso :

Alkisah, di sebuah dusun yang terpencil, tinggallah seorang pemuda yang ingin pergi mengembara ke negeri orang untuk mengubah nasib. Menjelang keberangkatan, muncul di hatinya perasaan takut, cemas, dan ragu. Untuk memantapkan tekadnya, pergilah si pemuda ini menghadap sesepuh marga atau panitua di dusun untuk meminta petunjuk, memohon restu, sekaligus berpamitan.


Mendengar niat pemuda ini, sang sesepuh dengan gembira berkata: "Anakku, rahasia kehidupan ini hanya terdiri dari enam kata. Dan hari ini aku berikan setengahnya dulu sebagai bekal kepergianmu." Lalu sang sesepuh menuliskan tiga kata, yaitu "Bu Yao Pa (jangan takut)!"

Waktu terus berjalan.. tidak terasa 30 tahun telah berlalu. Berbagai macam suka dan duka telah dijalani sang pemuda tadi. Dengan modal kata bijak "Jangan takut!", segala peluang dan tantangan dihadapinya dengan keyakinan dan penuh keberanian. Dengan sikap mental yang luar biasa seperti itu, akhirnya, ia berhasil mengubah nasibnya. Pemuda itu kini telah menjadi seorang yang sukses serta sangat terpandang di negeri itu.

Namun dalam segala keberhasilannya, ia merasa ada sesuatu yang kurang sempurna dan ia menyesal mengapa tidak mampu memecahkan masalah tersebut. Ia berusaha keras mencari tahu apa penyebabnya, tetapi pikirannya justru bertambah kacau dan tidak terarah. Saat dalam kegamangan itulah ia teringat dengan sang sesepuh yang telah memberinya tiga kata bijak. "Bukankah beliau masih menyimpan tiga kata bijak lagi yang dijanjikan akan diberikannya kepadaku?" gumannya.

Maka ia pun memutuskan pulang kembali ke desanya dahulu untuk menemui sang sesepuh untuk meminta sisa tiga kata yang dijanjikan. Sayangnya, sesampai di desa, sang sesepuh ternyata telah meninggal dunia. Tetapi ada "surat wasiat" yang ditinggalkan untuknya. Rupanya sang sesepuh sudah memperkirakan bahwa kelak suatu hari pemuda itu pasti akan kembali. Secepatnya dibukalah surat wasiat itu, dan di dalamnya berisi pesan tiga kata: "Bu Hou Hui (jangan pernah menyesal)!"

Begitu selesai membaca kata-kata itu, secara spontan perasaan menyesal yang membebaninya selama ini langsung hilang, perasaannya menjadi ringan dan gembira. (oleh Bpk. Andrie Wongso)


Hubungan antara pengambilan keputusan dengan ilustrasi di atas adalah, diperlukannya keberanian dalam mengambil keputusan. Di era yang baru ini, banyak sekali  gagasan-gagasan brilian dan kesempatan-kesempatan yang terbuang begitu saja karena ketidakberanian para pengambil keputusan untuk mengambil resiko. Semakin banyak orang-orang yang terjebak dalam comfort zone, merasa aman dan nyaman sehingga tidak mau bahkan tidak berani mengambil keputusan untuk beralih ke tingkatan yang lebih.

Banyak sekali contoh-contoh orang yang dapat dibilang sukses dalam bidangnya karena mengambil keputusan untuk maju meskipun resikonya besar, seperti Apple dalam memproduksi Ipod, Bob Sadino yang memilih jatuh miskin sebelum kaya, Tung Dessem Waringin yang memilih keluar dari BCA, Colonel Sanders yang berjualan ayam di usia 60thn, dan masih ada ribuan kisah sukses lainnya. Merekalah contoh orang-orang yang berani mengambil keputusan untuk beranjak ke tingkatan yang lebih tinggi.

Tidak dapat dipungkiri bahwa pengambilan keputusan tidak selamanya tepat. Kita hanyalah manusia biasa yang bisa salah. Maka dari itu, dalam ilustrasi tersebut juga dikatakan "Jangan pernah menyesal". Pada dasarnya, penyesalan adalah sebuah bentuk pengkambing-hitaman kegagalan terhadap diri sendiri dan ini adalah hal yang tidak perlu. Ketidaksempurnaan manusia adalah sebuah realitas dan semestinya dapat diterima karena ini sudah menjadi natur keberadaan manusia.

Dalam menghadapi keputusan yang terlanjur salah, kita semestinya mengkoreksi diri agar dapat meminimalisir kekurangan atau kesalahan kita dalam mengambil keputusan di masa yang akan datang dan ini hampir tidak mungkin dilakukan bila kita menyesal. Selain itu, penyesalan membuat seseorang memiliki kecenderungan untuk mengalami trauma sehingga saat dihadapkan dengan sesuatu yang sama atau hampir sama, seseorang akan merasakan ketakutan akan kegagalan.

Jadi, ini lah pentingnya mengapa kita dituntut untuk menjadi orang yang berani untuk mengambil keputusan dan tidak pernah menyesali apa yang telah seseorang putuskan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar