Selasa, 19 Maret 2013

Buatlah Keputusan Besar dengan Mengingat Mati - Steve Jobs

Berikut ini adalah kutipan yang penuh inspirasi dari Steve Jobs yang dapat menginspirasi kita dalam mengambil keputusan secara bijaksana ;


"Ketika saya berumur 17, saya membaca ungkapan yang kurang lebih berbunyi: “Bila kamu menjalani hidup seolah-olah hari itu adalah hari terakhirmu, maka suatu hari kamu akan benar.”
Ungkapan itu membekas dalam diri saya, dan semenjak saat itu, selama 33 tahun terakhir, saya selalu melihat ke cermin setiap pagi dan bertanya kepada diri sendiri: “Bila ini adalah hari terakhir saya, apakah saya tetap melakukan apa yang akan saya lakukan hari ini?”. Bila jawabannya selalu “tidak” dalam beberapa hari berturut-turut, saya tahu bahwa saya harus berubah.
“Mengingat bahwa saya akan segera mati” adalah kiat penting yang saya temukan untuk membantu membuat keputusan besar (untuk perubahan).
Karena hampir segala sesuatu ~semua harapan eksternal: kebanggaan, takut malu atau gagal~ tidak lagi bermanfaat saat menghadapi kematian. Hanya yang hakiki yang tetap ada.
Mengingat kematian adalah cara terbaik yang saya tahu untuk menghindari jebakan berpikir bahwa Anda akan kehilangan sesuatu. Anda tidak memiliki apa-apa "
Dari kutipan di atas , terbukti setiap keputusan Steve Jobs menimbulkan dampak yang besar karena ia selalu berpikir bahwa ia akan segera mati dan itu membantunya untuk membuat suatu keputusan yang besar. Karena saat kita akan menghadapi kematian segala kekhawatiran, ketakutan dan segala hal-hal yang menghambat kita dalam membuat keputusan tidak berpengaruh lagi. Dari cuplikan kata-kata Steve Jobs ini ita diajarkan untuk tidak takut untuk mengambil suatu keputusan. Terbukti, keputusan Steve Jobs menghasilkan kesuksesan besar.


source : http://adecheeruna.wordpress.com/2011/10/06/buatlah-keputusan-besar-dengan-mengingat-mati-steve-jobs/

Senin, 18 Maret 2013

Keputusan merger Lippo dan Niaga



CIMB Niaga nama baru bank hasil merger Lippo dan Niaga

Setelah menunggu selama enam bulan, Bank Lippo dan Niaga akhirnya merger pada 3 Juni 2008 dengan nama baru PT CIMB Niaga Tbk dan selanjutnya seluruh aset dan kewajiban Bank Lippo akan di alihkan ke CIMB Niaga.
Nazir Razak, Group Chief Executive CIMB Group (6/2) mengungkapkan proses merger Bank Niaga dan Lippo ditargetkan selesai pada bulan September 2008 dan diharapkan merger kedua bank ini mampu menjadi bank kelima terbesar di Indonesia dari segi aset.
Berdasarkan data BI triwulan 1-2008, nilai aset CIMB Niaga sebesar Rp 54,82 triliun, sedangkan nilai aset Lippo sebesar Rp 39,73 triliun. merujuk pada data BI tersebut, total aset kedua bank setelah merger diperkirakan menjadi RP 94,55 triliun.
Merger Niaga dan Lippo merupakan dampak dari diterapkannya aturan kepemilikan tunggal (single presence policy/spp) yang ditetapkan Bank Indonesia.
Ketentuan SPP mewajibkan kepemilikan tunggal bagi pemegang saham pengendali di lebih dari satu bank. oleh karena itu, Khazanah Berhad selaku pemilik Bank Niaga dan Lippo memutuskan untuk melakukan merger.
Sebelum merger, Khazanah memiliki 93% saham bank Lippo melalui Santubong Investment BV dan Greatville Pte Ltd. Sedangkan di Bank Niaga sebesar 62,41% melalui CIMB Group penyedia jasa keuangan terbesar kedua di Malaysia milik Bumiputera-Commerce Holding Berhad (BCHB).
Proses merger diperkirakan menelan dana sebesar Rp 1,112 triliun yang akan diambil dari dana internal CIMB, dengan perincian pengeluaran, 30 persen akan dikeluarkan pada 2008, pada 2009 dialokasikan 38% dan sisanya akan dikeluarkan pada 2010.
Proses merger dilakukan dengan pembelian 51% saham Bank Lippo oleh CIMB group dari Santubong ventures, anak usaha Khazanah Berhad, dengan nilai Rp 5,9 triliun.
Dan selanjutnya, Khazanah akan mendapat 207,1 juta lembar saham baru di Bumiputera-Commerce Holding Berhad (BCHB), anak perusahaan CIMB Group.
Setelah merger, CIMB dan Khazanah masing-masing menguasai saham sebesar 58,7% dan 18,7%.
(Artikel di atas diambil dari  http://buletinbisnis.wordpress.com)
Dari artikel di atas dapat disimpulkan bahwa kini CIMB Niaga menjadi bank yang terkemuka di Indonesia. Bila saja lippo dan niaga tidak melakukan marger ada kemungkinan bahwa perusahaan ini tidak dapat berkembang di masa yang akan datang atau bahkan perusahaan ini terpaksa gulung tikar karena tidak dapat bersaing dengan kompetitor lainnya dalam bidang perbankan.  Beberapa langkah keputusan yang telah di ambil oleh CIMB :
-        - Lippo merger Niaga
-        - Membeli hasil merger sehingga terbentuklah CIMB Niaga

Dampak yang di ambil atas keputusan tersebut beroleh kesuksesan. Tanpa tidak adanya keberanian serta pengambilan keputusan yang tepat, kesuksesan pun akan sulit untuk didapatkan.

Jumat, 15 Maret 2013

Perjalanan Hidup Niluh Djelantik

Cinta dari Ni Luh Putu Ary Pertami Djelantik terhadap sepatu terutama high heels yang membuat karyanya mendapat tempat istimewa. Berawal dari cinta lahirlah sepatu terkenal merek dunia "Niluh Djelantik". 

Nama Niluh Djelantik berarti sebuah kenyamanan berbalut cinta dan gairah. Nama yang juga membawa sepatu produk dalam negeri berkiprah di industri fesyen bahkan menembus pasar dunia. Sejak kecil, Niluh memang menaruh perhatian lebih pada alas kaki. Klise, karena Niluh kecil tak penah mendapat sepatu yang pas. Sebagai orangtua tunggal, ibu Niluh berjuang agar bisa menyekolahkan putrinya di tempat terbaik. "Mama lebih fokus pada pendidikan, jadi [sepatu] harus diganjel sama kain karena dua atau tiga ukuran lebih besar," kenang Niluh kepada tvOne.


Mulai berpenghasilan, Niluh teringat hasratnya memiliki sepatu yang pas di kaki. Gaji pertama didapat, ia langsung membeli sepatu di kawasan Blok M, Jakarta. Sepatu bertumit tinggi menjadi pilihan karena Niluh bekerja kantoran. Harganya Rp 15.000 disesuaikan dengan kantong Niluh saat itu. “Sepatu pertama saya yang pas di kaki, gak nyaman dipakai,” ungkapnya. Seiring membaiknya kondisi keuangan, Niluh mampu mendapatkan sepatu impian yang nyaman di kaki dan pas di hati.

Kemesraan Niluh di Jakarta buyar pada akhir 2001. Garangnya kriminalitas Ibu Kota menyergap perempuan kelahiran 15 Juni 1975 ini pada suatu senja di Bilangan Senen. "Nggak diapa-apain sih, cuma rasa takut itu sangat ada," ujar Niluh. Rasa takut yang membuat Niluh meninggalkan karier di Jakarta. Apalagi sang Ibu juga memintanya untuk kembali ke tanah kelahiran.


Di Bali, Niluh kembali mendapatkan pekerjaan di perusahaan fashion milik pengusaha Amerika Serikat. Niluh dipercaya Paul Ropp untuk memegang kendali sebagai Direktur Marketing. Kerja kerasnya berbuah sukses, Paul Ropp berkembang pesat. Di tahun pertama yakni 2002, penjualan naik hingga 330%. Butik bertambah hingga 10 lokasi.

Tapi, hasrat pembaca setia novel-novel karya John Grisham ini tak pernah lepas dari alas kaki. Terlebih saat ibunya menawarkan sebuah pabrik kecil milik temannya yang hendak bangkrut. "Kenapa kamu nggak bantu Bapak ini memasarkan sandal beliau," jelas Niluh menirukan permintaan Ibu. Namun, Niluh terpaksa menolak karena ingin lebih berkonsentrasi bersama Paul Ropp. "Rencana itu tertunda."

Perjalanan bersama Paul Ropp tak berlangsung lama. Pekerjaan marketing harus ditinggalkan karena Niluh jatuh sakit saat tengah berada di New York pada awal 2003. Dokter meminta Niluh tak berpergian jauh sekurangnya dalam enam bulan. Padahal, profesinya menuntut Niluh untuk terbang ke sejumlah negara. "Dibuat mikir lagi," lanjut Niluh, "Harus memutuskan tinggal di Bali atau New York."
Niluh memutuskan kembali ke Bali, Niluh benar-benar terobsesi oleh “kekurangan” dia  di masa lalu. Pada saat itu pula, Niluh bertemu Cedric Cador. "Kita bertemu, jatuh cinta." Peluang pun tercipta karena Cedric memang terbiasa memasarkan produk Indonesia di Eropa. Prinsipnya bahwa tiap perempuan seharusnya bisa memakai sepatu dengan tumit setinggi 12 cm dengan nyaman akhirnya melahirkan produk sepatu bernama Nilou, yang tak lain adalah slang lafal Niluh di lidah bule. "Otomatis lahirnya dari cinta."


Untuk membedakan dengan produsen sepatu lainnya, Nilou fokus ke pembuatan sepatu dengan tumit antara 10 cm hingga 12 cm. Menurut Niluh, sepatu tumit tinggi yang baik adalah sepatu yang tetap nyaman dipakai meski sudah dipakai selama delapan jam. Bukan sepuluh menit.

Itu sebabnya, Niluh begitu peduli pada proses pembuatan. Satu tukang, jelas dia, bertanggung jawab untuk menyelesaikan sepasang sepatu. Dari memotong bahan, menjahit, hingga membentuk hak sepatu. Tak masalah jika dalam satu hari workshop-nya hanya bisa memproduksi satu pasang sepatu. Sebab, kualitas produk jauh di atas kuantitas. “Kalau saya melihat lima pasang sepatu yang berjajar di etalase, saya tahu siapa pembuat masing-masing sepatu itu,” kata Niluh. Sebab, antara satu tukang dan tukang lain memiliki gaya yang berbeda, meski hal itu hanya akan tampak di mata Niluh seorang.


Tak disangka, koleksi pertama Nilou langsung booming di Prancis. Pesanan pun membanjir. Hingga 4.000 pasang. Pada 2004, Ni Luh mendapatkan kontrak outsource dari jaringan ritel Topshop yang berpusat di Inggris. Pintu perdagangan ke Eropa kian terbuka lebar. Di tahun yang sama, seorang perempuan berkewarganegaraan Australia berkunjung ke gerai Nilou di kawasan Seminyak, Bali. Perempuan yang kemudian dikenal dengan nama Sally Power ini mengaku terkesan dengan sepatu Nilou dan menawarkan diri untuk menjadi distributor di Negeri Kanguru.

Nilou semakin tenar. Pada saat bersamaan, desainer-desainer internasional yang berproduksi atau mencari inspirasi di Bali ikut memakai produk Nilou. Dari situlah Niluh memulai hubungan profesional mendesainkan sepatu untuk perancang-perancang busana dunia seperti Nicola Finetti, Shakuhachi, Tristanblair, dan Jessie Hill.

Sejumlah selebriti Hollywood papan atas, seperti Uma Thurman, supermodel Gisele Bundchen dan Tara Reid, dan Robyn Gibson (mantan istri Mel Gibson) merupakan sebagian perempuan yang fanatik memakai sepatu Nilou. Sepatu made in Bali ini kini dipajang di ratusan etalase di 20 negara di dunia, selain di kantor pusat Nilou di Denpasar. “Kalau Uma beli sepatu Nilou di Saint Barth.” bisik Ni Luh, merujuk ke sebuah pulau kecil di Kepulauan Karibia.

Kalau di awal pendirian Niluh hanya mampu memproduksi tiga pasang sepatu, itupun hanya barang pajangan, Nilou memiliki kapasitas produksi hingga 200 pasang sepatu per bulan. Dahulu, hanya memiliki dua karyawan, Nilou dibantu 22 karyawan dan tiga asisten kepercayaan. Jika toko pertamanya jauh dari kesan eksklusf dengan tembok kusam, dan berdinding anyaman bambu (gedhek), Nilou telah membuka 36 butik di 20 negara.

Niluh mengakui inspirasi merancang sepatu didapat dari mana saja. Baik pada saat sedang membaca buku favorit yang membahas arsitektur dan interior desain maupun ketika berada di Niluh Djelantik atelier bersama para pembuat sepatu. Ide-ide yang muncul ini biasanya langsung Niluh berikan konsepnya kepada sang shoes maker dan mereka langsung menerjemahkannya menjadi sepasang sepatu yang cantik.

Sepatu-sepatunya kebanyakan memakai bahan baku kulit asli, dikombinasikan dengan karung goni, kuningan, kayu, hingga manik-manik. Atas nama eksklusivitas, Nilou menghargai sepasang sepatunya hingga Rp 4 juta. Omzet perusahaan yang diraih pun terbilang besar, mencapai Rp 800 juta untuk setiap bulan.
Di tengah kesuksesan, cobaan kembali datang. Pada 2007, Niluh mendapat tawaran dari agen di Australia dan Prancis untuk melebarkan sayap. Nilou diproduksi secara massal di Cina dengan iming-iming sejumlah besar saham. Dengan tegas, Niluh menolak. Dia tak ingin cintanya yang melekat setiap pasang sepatu yang dihasilkan dari workshopnya tergantikan oleh mesin atas nama kapitalisme. "Saya tak mau apa yang dibina dari nol dibawa ke luar negeri. Berkah dari Tuhan kembali ke anak-anak [pengrajin]," kilas Niluh.

Namun, keputusan itu harus menjadi pil pahit. Nilou yang sudah mendunia ternyata sudah didaftarkan pihak lain. Penolakan Niluh tak membuat bergeming. Kongsi pecah. "Mereka tetap jalan dengan mass production bermerek Nilou berbasis di Cina," ujar Niluh. Karena alasan itu pula, dia terpaksa membunuh Nilou, brand yang lahir dan tumbuh dari cintanya. Niluh kembali ke belakang layar dengan berkonsentrasi memproduksi sepatu untuk desainer asing. "Yang penting mesin jahit tetap jalan, anak-anak tetap bareng aku, kita gak misah."

Tak ingin terlalu lama tenggelam dalam kegamangan, Niluh kembali mencoba peruntungan di bisnis sepatu. Kali ini ia berjuang sendiri. Awal 2008, pecinta shopping dan travelling ini kembali membangun usahanya dengan memproduksi sepatu bermerek "Niluh Djelantik". Agar tak terulang, brand Niluh Djelantik langsung dipatenkan.
Setahun kemudian high heels buatannya sudah melanglang buana kembali di berbagai negara Eropa, Australia dan Selandia Baru. "Julia Robert memakai produk saya, ketika pembuatan film 'Eat Pray Love" di Bali kemarin," ujar Niluh.

Label baru ini bahkan telah menembus Globus Switzerland pada 2011, yang merupakan salah satu retailer terkemuka di Eropa. Sepatu-sepatu ini mulai dipasarkan pada musim panas 2012. Niluh belum lama ini juga bekerja sama dengan retailer terkemuka untuk membuka Niluh Djelantik di Rusia.

Atas kerja kerasnya, Niluh meraih Best Fashion Brand & Designer The Yak Awards in 2010. Dinominasikan sebagai Ernst & Young for Ernst & Young Entrepreneurial Winning Women 2012 Awards. Sebagai persembahan bagi pecinta high heels, Niluh membuka butik Niluh Djelantik seluas 250 meter persegi di Bali pada pertengahan Maret 2012.

Kisah jatuh bangun bersama high heels dikubur dalam-dalam dan menjadi pembelajaran untuk bangkit bersama Niluh Djelantik. Dia tak pernah menyesali keputusan menolak dan membenamkan Nilou. Keputusan yang memiliki dua konsekuensi yakni bangkrut karena melawan perusahaan yang lebih besar atau justru berhasil. "Meski keberhasilan itu tidak semata-mata dinilai dengan uang," tegas Niluh. Tak terbilang siapa saja pesohor dunia yang memakai Niluh Djelantik, "Karena semua wanita pemakai [sepatu] Niluh Djelantik adalah selebritis buat saya,"

Niluh Djelantik, bagi ibu satu anak ini, bukan lagi sekadar sebuah merek atau butik. Keseharian di factory, butik, hingga hubungan klien sudah seperti keluarga besar. Ada kebahagiaan saat seorang wanita merasa nyaman memakai Niluh Djelantik.

Jauh di lubuk hati, cita-cita untuk terus mengibarkan Niluh Djelantik di kancah internasional terus dipupuk namun dengan tetap menjaga eksklusivitas. Yang pasti, ekspansi ke negara lain tak akan mengubah prinsip awal Niluh Djelantik yakni 'dibuat dengan cinta'.

Dalam langkah meraih kesuksesannya Niluh Djelantik mengambil beberapa keputusan antaranya :
1. Memutuskan kembali ke bali karena sakit
2. Menolak mass production
3. Merintis kembali usahanya di bidang sepatu 

Dampak saat niluh mengambil keputusan membawanya dalam kesuksesan, yang akhirnya dia mampu memproduksi sepatu yang dapat di pakai para selebritis dan go internasional. Bayangkan jika dia tidak mengambil keputusan tersebut tidak ada kemajuan dan usahanya tidak akan berkembang. Membutuhkan keberanian untuk pengambilan keputusan yang baik dan benar.

sumber niluh djelantik di ambil dari percakapan tv one. 

Kamis, 14 Maret 2013

Proses Pengambilan Keputusan Manajerial (Manajerial Decision Making)

Proses Pengambilan Keputusan Manajerial (Manajerial Decision Making)

Keputusan (decision) merupakan pilihan yang dibuat dari beberapa alternative yang tersedia. Pengambilan keputusan (decision making) adalah proses identifikasi masalah dan kesempatan kemudian memecahkannya. Pengambilan keputusan yang baik merupakan bagian vital dari maanjemen yang baik, karena keputusan-keputusan yang menentukan bagaimana suatu cara organisasi menyelesaikan masalah, mengalokasikan sumber daya dan meraih sasaran. Dengan demikian setiap manajer harus menajamkan ketrampilan dalam membuat keputusan.

Pertumbuhan, kemakmuran atau atau kegagalan suatu perusahaan merupakan hasil dari keputusan yang dibuat oleh para manajer. Membuat keputusan bukanlah hal yang mudah. Keputusan harus dilakukan ditengah berbagai factor yang terus berubah, ketidakjelasan informasi dan dan aneka pandangan yang bertentangan.

Macam-macam keputusan :

1. Keputusan terprogram (programmed decision)

Keputusan yang dibuat untuk menangani situasi / masalah yang cukup sering terjadi, sehinnga pembuat keputusan dapat membuat aturan-aturan pembuatan keputusan untuk diterapkan di masa depan. Misalnya keputusan untuk memesan persediaan ketika persediaan berada pada level tertentu.

2. Keputusan tidak terprogram (nonprogrammed decision)

Keputusan yang dibuat dalam menanggapi situasi yang unik, tidak familier dan tidak terstruktur serta menimbulkan konsekuensi-konsekuensi penting bagi organisasi.banyak keputusan tidak terprogram melibatkan perencanaan strategis, karena ketidakpastiannya begitu besar dan keputusan merupakan hal yang sangat kompleks.
Kepastian , resiko, ketidakpastian dan ambiguitas

Kepastian (certainly)

Terjadi jika ionformasi yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan tersedia dengan lengkap. Para manager memiliki informasi mengenai kondisi biaya operasi, biaya, batasan-batasan sumber daya, dari masing-masing tindakan serta kemungkinan perolehan hasil yang akan diperoleh

Resiko (risk)

Terjadi apabila sebuah keputusan memiliki sasaran yang jelas dan didasarkan pada informasi yang baik, namun konsekuensi masa depan dari masing-masing alternative keputusan tidak pasti. Analisis statistic dapat digunakan untuk mengalkulasi kemungkinan keberhasilan atau kegagalan. Ukuran resiko dapat mengidentifikasikan kemungkinan kegagalan suatu alternative dimasa depan.

Ketidakpastian (uncertainly)

Berarti manajer mengetahui sasaran mana yang ingin diraih tetapi informasi mengenai alternative dan kejadian masa depan tidak lengkap. Manajer tidak memiliki informasi yang cukup jelas mengenai berbagai alternative atau untuk mengestimasi resikonya. Factor-faktor yang dapat mempengaruhi keputusan seperti harga, biaya produksi, volume atau tingkat suku bunga. Masa depan sulit di analisis dan diprediksi.

Ambiguitas (ambiquity)

Ambiguitas selama ini dianggap sebagai situasi keputusan tersulit yang harus dilakukan. Ambiguitas memiliki arti bahwa sasaran-sasaran yang harus diraih/masalah yang harus dilakukan tidak jelas.

Langkah-langkah pengambilan keputusan

1. Pengakuan terhadap persyaratan keputusan

Para manager menghadapi persyaratan keputusan baik dalam bentuk masalah maupun kesempatan. Suatu masalah terjadi ketika pencapaian organisasional kurang dari sasaran yang ditetapkan.
Kesadaran terhadap masalah/kesempatan adalah langkah pertama dalam mengambil keputusan dan membutuhkan pengamatan lingkungan internal dan eksternal bagi isu-isu yang membutuhkan perhatian eksekutif.

2. Diagnosis dan analisis penyebab

Ketika masalah dan kesempatan telah menarik perhatian manager, pemahaman situasi harus diperjelas. Diagnosis adalah salah satu langkah dalam proses pengambilan keputusan.

3. Pengembangan altrnatif

Pada saat masalah atau kesempatan telah dapat dikenali dan dianalisis, pembuat keputusan mulai mempertimbangkan untuk melakukan tindakan yang diperlukan. Langkah berikutnya adalah menghasilkan alternative solusi yang mungkin dapat menanggapi kebutuhan situasi dan memperbaiki sebab-sebab yang mendasari.

4. Pemilihan alternative yang diharapkan

Ketika beberapa alternative telah dikembangkan, harus dipilih salah satunya. Keputusan pilihan adalah seleksi yang paling menjanjikan dari beberapa alternative tindakan. Alternative terbaik menyediakan solusi terbaik sesuai dengan sasaran menyeluruh dan nilai-nilai organisasi serta dapat mencapai hasil yang diharapkan dengan penggunaan sumber daya seminimal mungkin.

5. Implementasi alternative yang dipilih

Termasuk dalam tahap implementasi adalah penggunaan kemampuan manajerial, administrative, dan persuasive untuk meyakinkan alternative yang dipilih dapat dikerjakan.

Gaya pengambilan keputusan (style of decision making)

1. Gaya direktif

Digunakan oleh orang-orang yang menyukai solusi jelas dan sederhana terhadap masalah.

2. Manajemen dengan gaya analitis

Sebaliknya suka mempertimbangkan solusi yang kompleks berdasarkan pada sebanayk mungkin data yang mereka kumpulkan.

3. Orang-orang yang cenderung memiliki gaya konseptual

Juga suka mempertimbangkan sejumlah besar informasi. Walau demikian, mereka lebih punya orientasi social daripada orang-orang yang memiliki gaya analitis dan suka berbincang-bincang dengan orang lain mengenai suatu masalah dan kemungkinan alternative bagi pemecah masalah tersebut.

4. Gaya perilaku

Sering diterapkan oleh manager yang memiliki perhatian besar pada orang-orang lain selaku individu.

Source: http://bomeey89.blogspot.com/2010/05/pengambilan-keputusan-manajerial.html

Rabu, 13 Maret 2013

Jangan Takut, Jangan Pernah Menyesal

Berikut adalah kutipan ilustrasi tentang pengambilan keputusan yang ditulis oleh Bpk. Andrie Wongso :

Alkisah, di sebuah dusun yang terpencil, tinggallah seorang pemuda yang ingin pergi mengembara ke negeri orang untuk mengubah nasib. Menjelang keberangkatan, muncul di hatinya perasaan takut, cemas, dan ragu. Untuk memantapkan tekadnya, pergilah si pemuda ini menghadap sesepuh marga atau panitua di dusun untuk meminta petunjuk, memohon restu, sekaligus berpamitan.


Mendengar niat pemuda ini, sang sesepuh dengan gembira berkata: "Anakku, rahasia kehidupan ini hanya terdiri dari enam kata. Dan hari ini aku berikan setengahnya dulu sebagai bekal kepergianmu." Lalu sang sesepuh menuliskan tiga kata, yaitu "Bu Yao Pa (jangan takut)!"

Waktu terus berjalan.. tidak terasa 30 tahun telah berlalu. Berbagai macam suka dan duka telah dijalani sang pemuda tadi. Dengan modal kata bijak "Jangan takut!", segala peluang dan tantangan dihadapinya dengan keyakinan dan penuh keberanian. Dengan sikap mental yang luar biasa seperti itu, akhirnya, ia berhasil mengubah nasibnya. Pemuda itu kini telah menjadi seorang yang sukses serta sangat terpandang di negeri itu.

Namun dalam segala keberhasilannya, ia merasa ada sesuatu yang kurang sempurna dan ia menyesal mengapa tidak mampu memecahkan masalah tersebut. Ia berusaha keras mencari tahu apa penyebabnya, tetapi pikirannya justru bertambah kacau dan tidak terarah. Saat dalam kegamangan itulah ia teringat dengan sang sesepuh yang telah memberinya tiga kata bijak. "Bukankah beliau masih menyimpan tiga kata bijak lagi yang dijanjikan akan diberikannya kepadaku?" gumannya.

Maka ia pun memutuskan pulang kembali ke desanya dahulu untuk menemui sang sesepuh untuk meminta sisa tiga kata yang dijanjikan. Sayangnya, sesampai di desa, sang sesepuh ternyata telah meninggal dunia. Tetapi ada "surat wasiat" yang ditinggalkan untuknya. Rupanya sang sesepuh sudah memperkirakan bahwa kelak suatu hari pemuda itu pasti akan kembali. Secepatnya dibukalah surat wasiat itu, dan di dalamnya berisi pesan tiga kata: "Bu Hou Hui (jangan pernah menyesal)!"

Begitu selesai membaca kata-kata itu, secara spontan perasaan menyesal yang membebaninya selama ini langsung hilang, perasaannya menjadi ringan dan gembira. (oleh Bpk. Andrie Wongso)


Hubungan antara pengambilan keputusan dengan ilustrasi di atas adalah, diperlukannya keberanian dalam mengambil keputusan. Di era yang baru ini, banyak sekali  gagasan-gagasan brilian dan kesempatan-kesempatan yang terbuang begitu saja karena ketidakberanian para pengambil keputusan untuk mengambil resiko. Semakin banyak orang-orang yang terjebak dalam comfort zone, merasa aman dan nyaman sehingga tidak mau bahkan tidak berani mengambil keputusan untuk beralih ke tingkatan yang lebih.

Banyak sekali contoh-contoh orang yang dapat dibilang sukses dalam bidangnya karena mengambil keputusan untuk maju meskipun resikonya besar, seperti Apple dalam memproduksi Ipod, Bob Sadino yang memilih jatuh miskin sebelum kaya, Tung Dessem Waringin yang memilih keluar dari BCA, Colonel Sanders yang berjualan ayam di usia 60thn, dan masih ada ribuan kisah sukses lainnya. Merekalah contoh orang-orang yang berani mengambil keputusan untuk beranjak ke tingkatan yang lebih tinggi.

Tidak dapat dipungkiri bahwa pengambilan keputusan tidak selamanya tepat. Kita hanyalah manusia biasa yang bisa salah. Maka dari itu, dalam ilustrasi tersebut juga dikatakan "Jangan pernah menyesal". Pada dasarnya, penyesalan adalah sebuah bentuk pengkambing-hitaman kegagalan terhadap diri sendiri dan ini adalah hal yang tidak perlu. Ketidaksempurnaan manusia adalah sebuah realitas dan semestinya dapat diterima karena ini sudah menjadi natur keberadaan manusia.

Dalam menghadapi keputusan yang terlanjur salah, kita semestinya mengkoreksi diri agar dapat meminimalisir kekurangan atau kesalahan kita dalam mengambil keputusan di masa yang akan datang dan ini hampir tidak mungkin dilakukan bila kita menyesal. Selain itu, penyesalan membuat seseorang memiliki kecenderungan untuk mengalami trauma sehingga saat dihadapkan dengan sesuatu yang sama atau hampir sama, seseorang akan merasakan ketakutan akan kegagalan.

Jadi, ini lah pentingnya mengapa kita dituntut untuk menjadi orang yang berani untuk mengambil keputusan dan tidak pernah menyesali apa yang telah seseorang putuskan.